Rabu, 09 Mei 2012

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT GOUT”

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT GOUT”



STIKES WARNA BARU




Disusun oleh :

1.    VIVEN CORNYSEN (0926010080)










SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2012

KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik yang berjudul  Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyakit Gout , dalam penyusunan makalah ini dibimbing oleh Ibu Ns. Ida Rahmawati S. Kep.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan  dan  banyak kekurangannya baik dari segi tekhnik penulisan maupun isi materinya.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan  untuk makalah-makalah kedepannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.



                                                                                    Bengkulu,  April 2012





Penyusun





 
 
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB  I       PENDAHULUAN
1.1      Latar  Belakang................................................................................... 1
1.2      Tujuan................................................................................................. 1
1.2.1   Tujuan umum............................................................................. 1
1.2.2   Tujuan khusus............................................................................ 1
1.3      Manfaat............................................................................................... 2

BAB  II      TINJAUAN TEORITIS   
2.1  Definisi............................................................................................... 3
2.2Jenis-Jenis Gout.................................................................................. 3
2.3  Etiologi............................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi........................................................................................ 4
2.5 Woc..................................................................................................... 5
2.6  Manifestasi Klinis............................................................................... 6
2.7  Tanda Asam Urat................................................................................ 7
2.8  Gejala Asam Urat .............................................................................. 7
2.9  Klasifikasi........................................................................................... 7
2.10 Penatalaksanaan................................................................................. 8
2.11 Pengobatan........................................................................................ 9

BAB III     ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian.......................................................................................... 12
3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................... 14
3.3 Rencana Asuhan Keperawatan.......................................................... 16

BAB IV   TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian............................................................................................ 21
4.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................ 26
4.3 Rencana Asuhan Keperawatan............................................................ 26

BAB V     PENUTUP
5.1 Kesimpulan.........................................................................................  34
5.2 Saran.................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... ..... 36

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gout merupakan gangguan metabolic yang suda di kenal oleh Hipocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu disebut sebagai penyakit kalangan social elit yang disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan sex. Gout merupakan istilah yang di pakai untuk sekelompok gangguan metabolic, ada 9 gangguan yang di tandai dengan meningkatnya konsentrsi asam urat, gout dapat bersipat primer dan sekunder ( Price & Wilson, 2005)
Arthritis pirai (gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sabagai akibat hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ereksi asam urat yang kurang dari ginjal.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari arthritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperuricemia).

1.2  Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah ada yang dimaksud dengan penyakit asam urat itu, gejala, penyebab, dan solusi dari pengobatan asam urat ini, serta makanan apa saja yang menjadi pantangan bagi penderita.

1.2.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui konsep dasar teorotis tentang gout.

1.3  Manfaat
1.      Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahian dan keterampilan kelompok dalam memberikan perawatan pada gout.
2.      Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3.      Sebagai sumber referensibagi pembaca mengenai gout.



BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS


2.1 Pengertian
Gout merupakan gangguan metabolic yang suda di kenal oleh Hipocrates pada zaman Yunani kuno. Pada waktu itu disebut sebagai penyakit kalangan social elit yang disebabkan karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan sex. Gout merupakan istilah yang di pakai untuk sekelompok gangguan metabolic, ada 9 gangguan yang di tandai dengan meningkatnya konsentrsi asam urat, gout dapat bersipat primer dan sekunder ( Price & Wilson, 2005)
Arthritis pirai (gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sabagai akibat hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau ereksi asam urat yang kurang dari ginjal.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari arthritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperuricemia).

2.2 Jenis – jenis Gout
Gout Primer
Merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yng berlebihan atau penurunan sekresi asam urat.
Gout sekunder
Disebabkan karena pembenrukan asam urat yang berlebihan atau eskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit atau pemakaian obat – obat tertentu.


2.3 Etiologi Gout
Penyebab timbulnya gejala arthritis akut adalah reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan Kristal monosium urat monohidrat. Sehingga dari penyebabnya, penyekit ini di golongkan sebagai kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetic asam urat yaitu hiperuricemia.
·         Hiperuricemia pada penyakit ini terjadi karna:
·         Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan gijal, misalnya gagal ginjal kronik.
Perombakan dalam usus yang berkurang, namun secara klinis hal ini dapat begitu penting. Penyebabnya karena kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan penumpikan Kristal asam urat dalam sendi. Asam urat adalah sampah metabolism zat.
·         Pembentukan asam urat yang berlebihan.
·         Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
·         Gout primer renal, terjadi karena gangguan aksresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat.
·         Purin suatu senyawa kimia dari makanan tertentu gout arthritis, asam urat, radang sendi, pencegahan gout arthritis.
2.4 patofisiologi
Adanya gangguan metabolism purin dalam tubuh, intake bahan yang mengandung asam urat tinggi, dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan dalam plasma darah (Hiperuricemia), sehingga mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan menimbulkan respon inflamasi. Gout sering menyerang wanita post menopause usia 50 – 60 tahun. Juga daoat menyerang laki – laki usia pubertas dan atau usia di atas 30 tahun. Penyakit ini paling sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan pergelangan kaki. Banyak factor yang berperan dalam mekanisme serangan akut. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
·         Presipitasi Kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negative akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan lgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal.
·         Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan Kristal menghasilkan factor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.
·         Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuala disekeliling Kristal barsatu dan membran leukositik lisosom.
·         Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesuda selaput protein dirusak, terjadi ikatan hydrogen antara permukaan Kristal membran lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim – enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
·         Kerusakan Sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim – enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan synovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.


2.6 Manifestasi Klinis
Secara klinis, Gout ditandai dengan timbulnya arthritis, tofi, dan batu ginjal yang di sebabkan karena terbentuk dan mengendapnya Kristal monosodium urat. Pengendapan di pengaruhi oleh suhu dan tekanan. Tofi seringkali terbentuk pada daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada metatasofalangeal digiti I, dan sebagainya. Serangan seringkali terjadi pada malam hari. Biasanya sehari sebelumnya, pasien masih tampak sehat sekali tanpakeluhan apapun. Tiba – tiba pada tengah malam terbangun oleh rasa sakit yang sangat hebat. Tofi ini merupakan manifestasi lanjut dari gout yang timbul 5 – 10 tahun setelah serangan arthritis pertama. Tofi ini sering kali pecah dan agak sulit di sembuhkan dengan obat sehingga dapat menyebabkan infeksi sekunder.
Biasanya timbul tiba – tiba, tanda – tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan local. Kulit di atasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula – mula adalah ibu jari kaki ( sendi metatarsofalangeal) tepi sendi lainya juga dapat terserang. Serangan ini cendrung sembuh sepontan dalam waktu 10 – 14 hari meskipun  tanpa terapi. Fase kronis timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akibat adanya Kristal – Kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Pada waktu serangan arthritis sendi yang terkena karena adanya endapan Kristal monosodium urat monohidrat pada sendi. Umumnya mengenai sendi engkel kaki, lutut kadang kala ekremitas bagian atas atau ibu jari kaki bagian dalam yang dikenalsebagai padogra, walaupun sering juga pada beberapa kasus disertai dengan  factor pencetus berupa: makan – makanam yang mengandung tinggi purin, obat diuritika, alcohol dan lain – lain. Pemeriksaan laboratorium bila di lakukan pengambilan cairan sendi yang terkena dan dilihat dibawah mikroskop akan ditemukan Kristal asam urat berbentuk seperti jarum maka diagnosis arthritis gout menjadi pasti. Pada pemeriksaan asam urat darah umumnya meninggi walaupun tidak selalu kadang – kadang asam urat darah sering kali normal, sedangkan pemeriksaan radiologiktak begitu khas.

2.7 Tanda Asam Urat
Tanda yang mungkin muncul :
·         Tampak deformitas dan tofus subkutan.
·         Terjadi penimbunan Kristal urat pada sendi – sendi dan juga pada ginjal.
·         Terjadi uremi akibatpenimbunan urat pada gijal.
·         Mikroskofik tampak Kristal – Kristal urat di sekitar daerah nekrosis.

2.8 Gejala Asam Urat
·         Kesemutan dan linu
·         Nyeri sendi mendadak biasanya malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
·         Nyeri berdenyut atau sangat sakit dan bartambah nyeri bila sedikit saja bergerak.
·         Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam hari dan pagi.
·         Demam , kedinginan dan lemah dapat menyertai serangan.

2.9 Klasifikasi
Fase Gout
Biasanya timbul tiba –tiba, tanda – tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan  peradangan local. Kulit di atasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula – mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainya juga dapat terseranga. Serangan ini cendrung sembuh spontan dalam waktu 10 – 14 hari meskipun tanpa terapi.

Fase Kronis
Timbul dalam jangka watu beberapa tahun dan di tandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akibat adanya Kristal – Kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk noduler.

2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terapi arthritis gout sebaiknya mengikuti pedoman terapi sebagia berikut:
·         Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan arthritis gout akut.
·         Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap serangan berulang dari arthritis gout.
·         Evaluasi kadar asam urat dalam urin selam 24 jam setelah terapi nonfarmakologi diberikan yaitu diet rendah purin di jalankan.
Penatalaksanaan non medic
·         Diet rendah purin.
Hindarkan alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.
·         Tirah baring
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan Medik
Obat yang di gunakan:
1.      Colchicine (0,6 mg)
2.      Indometasin (50 mg 3x sehari selama 4 – 7 hari)
3.      Fenilbutszon



2.11 Pengobatan
Pengobatan Gout tergantung pada tahap penyakitnya. Serangan akut arthritis gout di obati dengan obat – obatan anti inflamasi non steroid atau kolkisin. Obat ini di berikan dalam dosis yang tinggi atua dosis penuh untuk mengurangi peradangan akut sendi kemudian dosis di turunkan secara bertahap dalam beberapa hari.
Pengobatan gout kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan produksi asam urat atau meningkatnya sikresi asam urat dari ginjal. Obat alopurinal menghambat pembentukan asam urat dari prekursornya dengan menghambat enzim xantin oksidase terus obat ini dapat diberikan dalam dosisyang memudahkan yaitu satu kali sehari. Obat – obat urikourik dapat meningkatkan eksresi asam urat dengan menghambat reabsorbsi tubulus ginjal (Price & Wilson, 2005)
·         Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normalnya adalah 2,4 hingga 6 untuk wanita dan 3,0 hingga 7 untuk pria.
·         Control makanan yang dikonsumsi.
·         Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
·         Diet rendah purin.
·         Obat anti inflamasi anti steroid (OAINS) dapat digunakan, tidak ada satupun  OAINS yang paling  superior untuk mengatasi serangan akut arthritis gout, semua obat dapat di pakai, hanya pertimbangan pemilihan obat berdasarkan ada tidaknya kemungkinan efek samping pada penderita seperti ada tidaknya risikopada gosrointestinal, ginjal, dll. Missal OAINS dapat di gunakan anatara lain: indometasin 3x50 Mg, sulindak 2x400 Mg, naproxen 2x500 Mg atau ibuprofen 3x400 Mg/Hari atau obat anti inflamasi non stroid yang lain.
·         Kolkisin di gunakan pada serangan akut: yaitu dengan dosis 1 – 2 mg / hari dengan efek samping adalah mual – mual sampai deare kemudian diturunkan dosisnya bila keluhannya mereda. Kolkisin dapat diterruskan untuk menjegah serangan selama sampai beberapa bulan dengan dosis yang minimal.
·         Allopinol tidak diberikan pada serangan akut, alopurinol baru diberikan bila serangan akut telah mereda dosisnya tergantung tinggi – rendahnya asam urat darah.
·         Steroid injeksi bila di berikan pada keadaan tertentu misalnya prednison 20 – 40 mg perhari sampai tiga harridan injeksi local dapat di berikan pada keadaan tertentu.

2.12 Pemeriksaan DIagnostik
·         Kadar asam urat serum meningkat.
·         Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
·         Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
·         Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan Kristal urat monosodium yang membuat diagnosis.
·         Sinal X sendi menunjukan masa tofasium dan distruktur tulang dan perubahan sendi.

2.13 Pencegahan
·         Ada beberapa cara untuk mencegah timbulnya atau berulangnya penyakit asam urat atau gout ini.
·         Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk, serta diet rendah purin (tidak usah terlalu ketat).
·         Hindari alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya) termasuk roti manis.
·         Perbanyak minum, pengeluaran urin 2 liter / hari atau lebih akan membantu pengeluaran asam urat dan mengurangi pembentukan endapan disaluran kemih.
·         Hindari obat – obatan yang mengakibatkan hiperuricemia, seperti tiazid, diuritik. Aspirin, dan asam nikotinatyang menghambat eksresi asam urat dari ginjal.
·         Makanlah buah – buahan yang banyak mengandung vitamin C, karena ada penelitian pemberian Vitamin C pada dosis tinggi dapat melindungi terhadap penyakit gout dan kurangi makanan tinggi purin



BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

3.1  Pengkajian
1.      Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat.
2.      Alasan kunjungan ke panti
3.      Riwayat kesehatan
§  Riwayat kesehatan sekarang seperti kesemutan dan linu,nyeri sendi mendadak biasanya malam hari atau pagi hari pada saat bangun tidur. Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.Demam,lemah,kedinginan dapat menyertai serangan.
§  Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah di alami oleh pasien sebelum masuk RS memiliki riwayat penderita alergi terhadap aspirin atau polip dan tidak di anjurkan menggunakan obat ini.
§  Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga pasien ada yang mengalami penyakit yang sama dialami pasien (Gout).
Tinjauan sistem (jelaskan ttg kondisi sistem2 dibwh ini yg tdp pd klien)
                  a. Keadaan umum
                  b. Integumen
                  c. Sistem hemopoietik
                  d. Kepala
                  e. Mata
                  f. Telinga
g. Mulut & tenggorokan
h. Leher
i. Payudara
j. Sistem pernafasan
k. Sistem Kardiovaskular
l. Sistem Gastrointestinal
m. Sistem Perkemihan
n. Sistem Genitoreproduksi
o. Sistem muskuloskeletal
p. Sistem saraf pusat
q. Sistem endokrin

Pengkajian Psikososial & Spiritual
         Psikososial
            à Jelaskan kemampuan sisialisasi klien pd saat skg, sikap klien pd orla, harapan2 klien dlm melakukan sosialisasi, kepuasan klien dlm sosialisasi
Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP 1
         Apakah klien mengalami sukar tidur ?
         Apakah klien sering merasa gelisah ?
         Apakah klien sering murung/menangis sendiri ?
         Apakah klien sering was-was/kuatir ?
PERTANYAAN TAHAP 2
         Keluhan lebih dari 3 bln/lebih dari 1 kali dlm 1 bln ?
         Ada masalah/banyak pikiran ?
         Ada Gg/masalah dgn klg lain?
         Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dr ?
         Cenderung mengurung diri ?
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)
         Spiritual :
            Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien ttg kematian, harapan-harapan klien, dll
Pengkajian Fungsional Klien
         KATZ Indeks :
            Termasuk/kategori yg manakah klien ?
A. Mandiri dlm makan, kontinentia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah & mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari f/ di atas
C. Mandiri, kecuali mandi & satu lagi f/ yg lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian &    satu f/ yg lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah & satu f/ yg lain
F. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah & satu f/ yg lain
G. Ketergantungan u/ semua f/ di atas
H. Lain-lain (tdk termasuk kategori di atas )
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan/bantuan aktif dari orla, Seorg yg menolak u/ melakukan suatu f/ dianggap tdk melakukan f/, meskipun ia anggap mampu
Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yg manakah klien
No
Kriteria
Dgn Bantuan
Mandiri
Ket
1.
Makan
5
10
Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
2.
Minum
5
10
Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
3.
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, sebaliknya
5 - 10
15

4.
Personal toilet ( Cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)
0
5
Frekuensi:
5.
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
5
10

6.
Mandi
5
15
Frekuensi:
7.
Jalan di permukaan datar
0
5

8.
Naik tirun tangga
5
10

9.
Mengenakan pakaian
5
10

10.
Control bowel (BAB)
5
10
Frekuensi:
Konsistensi
11.
Control bladder (BAK)
5
10
Frekuensi:
Warna
12.
Olah raga/latihan
5
10
Frekuensi:
Jenis
13
Rekriasi/pemanfaattan waktu luang
5
10
Frekuensi:
Jenis
Keterangan :
  1. 130                : Mandiri
  2. 65 – 125        : Ketergantungan
  3. 60                  : Ketergantungan total
Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dgn menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi : Ajukan pertanyaan 1-10 pd daftar ini & catat semua jwb, ctt jmh kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
BENAR
SALAH
NO
PERTANYAAN


01
Tanggal berapa hari ini?


02
Hari apa sekarang ini ?


03
Apa nama tempat ini ?


04
Dimana alamat anda ?


05
Berapa umur anda ?


06
Kapan anda lahir ?


07
Siapa presiden Indonesia sekarang ?


08
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?


09
Siapa nama ibu anda ?


10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah:
Jumlah :


Score total :
Interpretasi hasil :
a.       Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b.      Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c.       Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d.      Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
e.        
Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam )

·         Orientasi
·         Registrasi
·         Perhatian
·         Kalkulasi
·         Mengingat kembali
·         Bahasa

NO
ASPEK KOGNITIF
NILAI MAX
NILAI KLIEN
KRITERIA
1
Orientasi
5

Menyebutkan dgn benar :
·      Tahun
·      Musim
·      Tanggal
·      Hari
·      Bulan
Dimana kita sekarang berada ?
·      Negara Indonesia
·      Provinsi jawa barat
·      Kota
·      PSTW
·      Wisma
2
Registrasi
3

Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksaan)detik untuk mengatakan masing-masing objek.kemudian tanyakan pada klien ketiga objek tadi(untuk disebutkan).
·      Objek meja
·      Objek kursi
·      Objek buku

3
Perhatian dan kalkulasi
5

Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali atau tingkat
·      93
·      86
·      79
·      72
·      65
4
Mengingat
3

Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar satu poin untuk masing-masing objek.
5
Bahasa
9

Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien
·      (misal jam tangan)
·      Misal pensil
Minta klien untuk mengulang kata berikut:
“tak ada, jika, dan,atau,tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah :”ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilantai”.
·      Ambil kertas ditangan anda
·      Lipat dua
·      Taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 poin)
·      ”tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar
·      Menyalin gambar
Total nilai



Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

PENGKAJIAN KESEIMBANGAN U/ KLIEN LANSIA
         Perubahan posisi/gerakan keseimbangan
            Beri nilai 0 jika klien tdk menunjukan kondisi di bawah ini, / beri nilai 1 jika klien menunjukan salah satu kondisi di bwh ini :
            a. Bangun dari kursi
                        Tdk bgn dari duduk dgn satu kali gerakan, tetapi mendorong tbhnya ke atas dgn tangan / bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tdk stabil pd saat berdiri pertama kali.

Duduk ke kursi
            Menjatuhkan diri ke kursi, tdk duduk ke tengah kursi
Menahan dorongan pd sternum (pemeriksa  mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
            Klien menggerakan kaki, memegang objek u/ dukungan, kaki tdk menyentuh sisi-sisinya
Mata tertutup
            Lakukan pemeriksaan sama spt di atas tapi lien disuruh menutup mata

Perputaran leher
            Menggerakan kaki, menggeggam objek u/ dukungan, kaki tdk menyentuh sisi2nya, keluhan vertigo, pusing/keadaan tdk stabil
Gerakan menggapai sesuatu
            Tdk mampu menggapai sesuatu dgn bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pd ujung-ujung jari kaki, tdk stabil, memegang sesuatu u/ dukungan
Membungkuk
            Tdk mampu membungkuk u/ mengambil objek2 kecil dari lantai, memegang objek u/ bisa berdiri lagi, memerlukan usaha2 multipel u/ bangun
         Komponen gaya berjalan / Gerakan
Beri nilai 0 jika klien tdk menunjukan   kondisi di bawah ini, / beri nilai 1 jika klien menunjukan salah satu kondisi di bwh ini :
Minta klien u/ bjln ke tempat yg ditentukan
            Ragu-ragu, tersandung, memegang objek u/ dukungan
Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)
            Kaki tdk naik dari lantai scr konsisten (menggeser/menyeret kaki), (mengangkat     kaki terlalu tinggi (> 5 cm)

Kontinuitas langkah kaki
            Setelah langkah2 awal, langkah menjadi tdk konsisten, memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yg lain menyentuh lantai
Kesimetrisan langkah
            Tdk berjln dlm garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Penyimpangan jalur pd saat berjln
            Tdk berjln dlm garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Berbalik
            Berhenti sblm mulai berbalik, jln sempoyongan, bergoyang, memegang objek u/ dukungan
Intervensi hasil
            Jmhkan semua nilai yg dipro/ klien, & diinterpretasikan sbb :
0 – 5     : Risiko jatuh rendah
6 – 10   : Risiko jatuh sedang
11 – 15 : Risiko jatuh tinggi
PENGKAJIAN SKALA RESIKO
SKALA NORTON
A
Kondisi fisik
Good             4
B
kondisi mental
alert              4
C
Activity
Ambulant    4            
D
Mobility
Full              4
E
Incontinent
Not              4
Fair                3
Apathetic      3
Walks with help             3
Slightly limited         3
Occasionally 3
Poor               2
Confused       2
Chairbound  2
Very Limited 2

Urine 2
Very bad       1
Stuporous      1
Bedbound     1
Immobile 1
Doubly 1

          NILAI  < 12   : RESIKO TINGGI
          NILAI  < 16   : BERESIKO

3.2  Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1.      Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.
2.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
3.      Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.

3.3  Nursing Care Planning (NCP)
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
-    Klien mengatakan tidak nyeri lagi
-    Ekspresi wajah klien rileks
-    Klien tidak merintih lagi
Mandiri:
-    Pantau kadar urat serum

-    Bila serangan terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit, implementasikan tindakan penghilang:
*berikan istirahat dengan kaki ditinggikan
*berikan analgesic yang diprogramkan dan evaluasi keefektifannya
*berikan kantung es atau panas basah
*berikan peninggian tempat tidur bagian kaki pasien
-    Berikan obat antigout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya. Konsul dokter bila kadar urat serum tetap tinggi dan nyeri tak hilang dengan analgesic.







-    Instruksikan pasien untuk minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalin (bila tidak kelebihan berat badan) seperti susu, buah sitrus, daging. Bila kelebihan berat badan, konsul dokter tentang penggunaan tablet natrium bikarbonat.
-    Untuk meminimalkan perkembangan deformitas sendi, rujuk pasien pada bagian terapi fisik untuk bantuan perencanaan program latihan preventif.  

- Untuk mengevaluasi keefektifan terapi
- Peninggian dan pemberian kantung dingin membantu mengurangi bengkak. Peninggian tempat tidur membantu menghilangkan tekanan dari kaki. Analgesik memblok jaras nyeri









-Obat antigout bekerja dengan menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal (Benemid), melawan fagositosis leukosit yang menghambat deposit urat lanjut (alopurinol). Terapi obat tambahan dapat diperlukan bila kadar asam urat serum tetap tinggi.
-    Tindakan ini membantu mencegah batu ginjal, komplikasi mayor yang berkenaan dengan gout. Batu asam urat tercetus dalam urin asam. Urin asa menghambat pencetusan batu asam urat.





-    Terapi fisik adalah spesialis yang dapat mengevaluasi tingkat mobilitas pasien dan rencana latihan rutin yang memenuhi kebutuhan pasien dalam memandang status kesehatan saat ini.


Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan aktivitas mobilitas fisik terpenuhi.
-    Klien mengatakan dapat leluasa bergerak dan nyeri saat bergerak berkurang
-    Klien mengatakan kekuatan ototnya berangsur kembali normal
-    Klien dapat mempertahankan posisi fungsional.
-    Klien dapat melakukan aktivitas ringan.
Mandiri:
-    Kaji derajat imobilitas, dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi









-    Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/ rekreasi.







-    Dorong peningkatan masukan cairan sampai 2000- 3000 ml/ hari.



Kolaborasi:
-     Konsul dengan ahli terapi fisik.



-     Lakukan program defekasi (pelunak feses, enema, laksatif) sesuai indikasi.
-     Rujuk ke perawat spesialis/ ahli terapi sesuai indikasi

-       Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/ persepsi diri tentang keterbatasan fisik actual, memerlukan informasi/ intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.

-       Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energy, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control diri.
-       Mempertahankan hidrasi tubuh, menurunkan resiko infeksi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi.
-       Berguna dalam membuat aktivitas individual/ program latihan.
-       Dilakukan untuk meningkatkan evakuasi usus.
-       Pasien memerlukan tindakan infasif lebih untuk menormalkan pergerakan.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan citra diri klien meningkat.
-    Klien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan terjadi.
-    Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan  menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negative.
Mandiri:
-    Kaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan




-    Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.







-    Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.

-    Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya sendiri.


-    Bersama klien mencari alternative koping yang positif.


-    Dukung perilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.

Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

-    Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.
-    Membantu klien melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Merasakan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.
-    Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
-    Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.
-     Dukungan perawat kepada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.
-     Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran individu di masa mendatang.


-    Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.




BAB IV
TINJAUAN KASUS

4.1 Pengkajian
Pengkajian pada Ny. K dengan Gout
Nama Panti         :  BPPL Pagar Dewa
Tanggal Masuk   :  1 April 2010
I.         Identitas
Nama                        : Ny. Karlina
Jenis Kelamin           : Perempuan
Umur                        : 75 Tahun
Agama                      : Islam
Status Perkawinan    : Kawin
Pendidikan terakhir  : SR (Sekolah Rakyat)
Pekerjaan                  : Pembantu rumah tangga
Alamat Rumah         :
II.      Alasan Masuk
Ny. K masuk ke BPPL Pagar Dewa Bengkulu pada tanggal 1 April 2010. Ny. K masuk Trisno Werda karena keluarganya suda tidak ada lagi.
III.   Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat kesehatan yang pernah dialami
Ny. K mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami sakit yang serius atau penyakit menular lainnya.
b.      Riwayat kesehatan sekarang
-          Ny. K mengatakan sering mengalami nyeri pada pergelangan tangan  dan kaki akhir-akhir ini
-          Ny. K mengatakan badan sering menggigil dan terasa lelah
-          Terbentuknya tophi pada jari tangan dan kaki
-          Daya ingat Ny. K sudah berkurang/menurun.
c.       Riwayat kesehatan keluarga
Ny. K mengatakan dalam keluarganya tidak ada masalah kesehatan yang serius dan tidak ada riwayat dalam keluarga yang mempunyai penyakit menular/keturunan.
 Pemeriksaan Fisik
1.      Tanda-tanda vital
Keadaan umum         : Ny. K dalam keadaan tenang, muka tidak pucat
Kesadaran                 : Kompos mentis
Suhu                          : 36,50C
Nadi                          : 60 x/i
TD                             : 140/90mm/hg
RR                             : 24 x/i
2.      Kebersihan perorangan
§ Rambut                  : Rambut kriting, semuanya sudah putih tidak ada benjolan di kepala/tidak ada kelainan.
§ Mata                       : Konjungtiva anemis, sklera an ikterik, ketajaman penglihatan sudah berkurang
Ny.A mengatakan ia tidak tahan lama membaca dengan jelas.
§ Hidung                   : Septum normal, simetris ka=ki, tidak ada perdarahan, polip (-)
§ Telinga                   : Membran timpani utuh, kebersihan cukup, simetris ka=ki, pendengaran sedikit berkurang.
§ Leher                      : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
§ Torak
Dada dan paru-paru :
Inspeksi                  : Simetris ka=ki, tidak ada lesi
Palpasi                    : Simetris ka=ki
Auskultasi              : Vesikuler, ronki (-), wheezing(-).
Perkusi                   : Sonor, RR = 22x/i
Jantung  
Inspeksi                  : Simetris ka=ki, tidak ada pembesaran
Palpasi                    : IC tidak ada
Auskultasi              : Irama teratur, tidak ada bunyi tambahan.    
§ Abdomen
Inspeksi                  : Simetris, tidak ada bekas operasi.
Auskulasi               : Bising usus(+) 35x/20 detik
Palpasi                    : Tidak ada pembesaran hepar,  tidak ada nyeri tekan.
Perkusi                   : Tympani
§ Muskuloskeletal      
Ekstremitas atas     : Ada gangguan, kekuatan menggenggam (-), sianosis  
Ekstremitas bawah : Edema ada, kekakuan (+).


 


                            555      333
 

                            555      333

Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP 1

·           Apakah klien mengalami sukar tidur? tidak
·           Apakah klien sering merasa gelisah? ya
·           Apakah klien sering murung/menangis sendiri? ya
·           Apakah klien was-was/kuatir? Ya
lanjutkan ke pertanyaan thp 2
jika lebih dari/sama dgn 1 jwb
“ya”.


PERTANYAAN TAHAP 2

·           Keluhan lebih dari 3 bln/lebih dari 1 kali dlm 1 bln? ya
·           Ada masalah/banyak pikiran? Ya
·           Ada gangguan /masalah dengan keluarga lain? Ya
·           Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dr? Tidak
·           Cenderung mengurung diri? Tidak


 
Bila  lebih dari/sama dgn
1 jwb “ya”.
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)

MODIFIKASI DARI BARTHEL  INDEKS
TERMASUK YANG MANAKAH KLIEN
No.
Kriteria
Dgn
Bantuan
Mandiri
Ket
1.
Makan
0
10
Frekuensi : 3
Jumlah : 3 porsi
Jenis : nasi
2.
Minum
0
10
Frekuensi : 8
Jumlah : 2 liter
Jenis : air putih
3.
Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur,sebelumnya
0
15

 4
PersonaL toilet (cuci muka, menyisir rambut,menggosok gigi)
0
5
Frekuensi: 3 kali
5.
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
0
10

6.
Mandi
0
15
Frekuensi : 2
7.
Jalan dipermukaan datar
0
5

8.
Naik turun tangga
0
10

9.
Mengenakan pakaian
0
10

10.
Kontrol bowel (BAB)
0
10
Frekuensi:1
Kosistensi
11.
Kontrol bladder (BAK)
0
10
Frekuensi :8
Warna : kuning bening
12.
Olahraga/latihan
0
10
Frekuensi : 3 kali
Jenis  : menghitung dan membaca
13.
Rekreasi/pemanfaatan waktu luang
5
0
Frekuensi : kadang-kadang
Jenis : jalan-jalan
Keterangan :
a.       130        : mandiri
b.      65-125   : ketergantungan
c.       60          : ketergantungan total
Interpretasi    : 120 = Ketergantungan


Pengkajian Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)

Instruksi : ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini & catat semua jawab, catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
BENAR
SALAH
NO
PERTANYAAN

ü   
01
Tanggal berapa hari ini?
ü   

02
Hari apa sekarang ini ?
ü   

03
Apa nama tempat ini ?

ü   
04
Dimana alamat anda ?

ü   
05
Berapa umur anda ?

ü   
06
Kapan anda lahir ?

ü   
07
Siapa presiden Indonesia sekarang ?

ü   
08
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?

ü   
09
Siapa nama ibu anda ?

ü   
10
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun
Jumlah: 2
Jumlah : 8


Score total :
Interpretasi hasil :
f.       Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
g.      Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
h.      Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
i.        Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
Interpretasi    : Salah 8 = Kerusakan intelektual sedang

Identifikasi aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam )

·         Orientasi
·         Registrasi
·         Perhatian
·         Kalkulasi
·         Mengingat kembali
·         Bahasa

NO
ASPEK KOGNITIF
NILAI MAX
NILAI KLIEN
KRITERIA
1
Orientasi
5
1
Menyebutkan dgn benar :
·      Tahun
·      Musim
·      Tanggal
·      Hari
·      Bulan
Dimana kita sekarang berada ?
·      Negara Indonesia
·      Provinsi jawa barat
·      Kota
·      PSTW
·      Wisma
2
Registrasi
3
1
Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksaan)detik untuk mengatakan masing-masing objek.kemudian tanyakan pada klien ketiga objek tadi(untuk disebutkan).
·      Objek meja
·      Objek kursi
·      Objek buku

3
Perhatian dan kalkulasi
5
0
Minta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali atau tingkat
·      93
·      86
·      79
·      72
·      65
4
Mengingat
3
0
Minta klien untuk mengulangi ketiga objek pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar satu poin untuk masing-masing objek.
5
Bahasa
9
8
Tunjukan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien
·      (misal jam tangan)
·      Misal pensil
Minta klien untuk mengulang kata berikut:
“tak ada, jika, dan,atau,tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin
Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah :”ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan taruh dilantai”.
·      Ambil kertas ditangan anda
·      Lipat dua
·      Taruh dilantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 poin)
·      ”tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis satu kalimat dan menyalin gambar
·      Menyalin gambar
Total nilai
30
10

Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
Interpretasi    : 10 = terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
                                                 
PENGKAJIAN SKALA RESIKO
SKALA NORTON
A
Kondisi fisik
Good             4
B
kondisi mental
alert              4
C
Activity
Ambulant    4            
D
Mobility
Full              4
E
Incontinent
Not              4
Fair                3
Apathetic      3
Walks with help             3
Slightly limited         3
Occasionally 3
Poor               2
Confused       2
Chairbound  2
Very Limited 2
Urine 2
Very bad       1
Stuporous      1
Bedbound     1
Immobile 1
Doubly 1

v  Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1.
Ds :
-Klien mengatakan nyeri pada  sendi berlangsung selama beberapa hari.
-Klien mengatakan nyeri pada  beberapa sendi. serangan terjadi pada malam hari.
-Klien mengatakan sering terbangun tengah malam karena sering timbulnya rasa nyeri.
Do :
-Sendi yang terkena terlihat bengkak, kemerahan
- TTV:
Suhu:36,50C
Nadi:60 x/i
TD:140/90mm/hg
RR:24 x/i

Peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.


Nyeri









2.























3
Ds :
-Klien mengatakan merasa tidak enak badan,mengigil
-Klien mengatakan denyut jantung cepat.
-Klien mengatakan sendinya bengkak berwarna kemerahan terasa panas dan nyeri.
-Klien mengatakan lemah
Do :
-Adanya tofus di helix telinga atau pinggir sendi.
-Benjolan pada sendi kulit diatasnya menjadi merah kusam dan terkelupas.
-Klien tampak lemah
TTV :
Suhu:36,50C
Nadi:60 x/i
TD:140/90mm/hg
RR:24 x/i


DS :
-Klien mengatakan timbul benjolan pada sendi tangan dan kakinya
-Klien mengatakan tidak percaya diri
-Klien mengatakan merasa gelisah

DO :
-Adanya tophi pada sendi tangan
-Klien tampak tidak percaya diri
-Klien tampak gelisah
TTV :
Suhu:36,50C
Nadi:60 x/i
TD:140/90mm/hg
RR:24 x/i


Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon



















Perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
Gangguan mobilitas fisik





















Gangguan citra tubuh

4.2  Diagnosa Keperawatan
1.     Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.
2.     Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
3.     Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.


4.3  Nursing Care Planning (NCP)

Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Hasil
Intervensi
Rasional
Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
-    Klien mengatakan tidak nyeri lagi
-    Ekspresi wajah klien rileks
-    Klien tidak merintih lagi
Mandiri:
-    Pantau kadar urat serum

-    Bila serangan terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit, implementasikan tindakan penghilang:
*berikan istirahat dengan kaki ditinggikan
*berikan analgesic yang diprogramkan dan evaluasi keefektifannya
*berikan kantung es atau panas basah
*berikan peninggian tempat tidur bagian kaki pasien
-    Berikan obat antigout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya. Konsul dokter bila kadar urat serum tetap tinggi dan nyeri tak hilang dengan analgesic.






-    Instruksikan pasien untuk minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalin (bila tidak kelebihan berat badan) seperti susu, buah sitrus, daging. Bila kelebihan berat badan, konsul dokter tentang penggunaan tablet natrium bikarbonat.
-    Untuk meminimalkan perkembangan deformitas sendi, rujuk pasien pada bagian terapi fisik untuk bantuan perencanaan program latihan preventif. 

- Untuk mengevaluasi keefektifan terapi
- Peninggian dan pemberian kantung dingin membantu mengurangi bengkak. Peninggian tempat tidur membantu menghilangkan tekanan dari kaki. Analgesik memblok jaras nyeri







-    Obat antigout bekerja dengan menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal (Benemid), melawan fagositosis leukosit yang menghambat deposit urat lanjut (alopurinol). Terapi obat tambahan dapat diperlukan bila kadar asam urat serum tetap tinggi.
-    Tindakan ini membantu mencegah batu ginjal, komplikasi mayor yang berkenaan dengan gout. Batu asam urat tercetus dalam urin asam. Urin asa menghambat pencetusan batu asam urat.
-    Terapi fisik adalah spesialis yang dapat mengevaluasi tingkat mobilitas pasien dan rencana latihan rutin yang memenuhi kebutuhan pasien dalam memandang status kesehatan saat ini.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan aktivitas mobilitas fisik terpenuhi.
-    Klien mengatakan dapat leluasa bergerak dan nyeri saat bergerak berkurang
-    Klien mengatakan kekuatan ototnya berangsur kembali normal
-    Klien dapat mempertahankan posisi fungsional.
-    Klien dapat melakukan aktivitas ringan.
Mandiri:
-    Kaji derajat imobilitas, dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi








-    Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/ rekreasi.





-    Dorong peningkatan masukan cairan sampai 2000- 3000 ml/ hari.



Kolaborasi:
-    Konsul dengan ahli terapi fisik.
-    Lakukan program defekasi (pelunak feses, enema, laksatif) sesuai indikasi.
-    Rujuk ke perawat spesialis/ ahli terapi sesuai indikasi

-    Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/ persepsi diri tentang keterbatasan fisik actual, memerlukan informasi/ intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
-    Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energy, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control diri.
-    Mempertahankan hidrasi tubuh, menurunkan resiko infeksi urinarius, pembentukan batu dan konstipasi.
-    Berguna dalam membuat aktivitas individual/ program latihan.
-    Dilakukan untuk meningkatkan evakuasi usus.


-    Pasien memerlukan tindakan infasif lebih untuk menormalkan pergerakan.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan citra diri klien meningkat.
-    Klien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan terjadi.
-    Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan  menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negative.
Mandiri:
-    Kaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan.

-    Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.






-    Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.


-    Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya sendiri.


-    Bersama klien mencari alternative koping yang positif.


-    Dukung perilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.

Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.

-    Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi.
-    Membantu klien melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Merasakan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.
-    Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
-    Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.
-     Dukungan perawat kepada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.
-     Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran individu di masa mendatang.


-    Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.



CATATAN PERKEMBANGAN
Nama                           : Ny K
Ruang rawat                :Seruni
Diagnosa medic          : Gout

HARI/TGL
Diagnosa keperawatan
Implementasi
Evaluasi
20/april/2012


































21 April 2012
































22 April 2012



















Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.




















Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon



























Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.



























Jam:09.00
-    Memantau kadar urat serum
-    Mengimplementasikan tindakan penghilang:
*Memberikan istirahat dengan kaki ditinggikan
*Memberikan analgesic yang diprogramkan dan evaluasi keefektifannya
*Memberikan kantung es atau panas basah
*Memberikan peninggian tempat tidur bagian kaki pasien
-    Memberikan obat antigout yang diresepkan dan mengevaluasi keefektifannya. Konsul dokter bila kadar urat serum tetap tinggi dan nyeri tak hilang dengan analgesic.
-    Menginstruksikan pasien untuk minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan makanan pembuat alkalin (bila tidak kelebihan berat badan) seperti susu, buah sitrus, daging



Jam : 09.00
-    Mengkaji derajat imobilitas, dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisai
-    Mendorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/ rekreasi.
-    Mendorong peningkatan masukan cairan sampai 2000- 3000 ml/ hari.
-    Mengkonsul dengan ahli terapi fisik.
-    Melakukan program defekasi (pelunak feses, enema, laksatif) sesuai indikasi.
-    Merujuk ke perawat spesialis/ ahli terapi sesuai indikasi

















Jam : 09.00
-    Mengkaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan.
-    Mengingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.
-    Membantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.
-    Menganjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya sendiri.
-    Mencari alternative koping yang positif.
-    Mendukung perilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.
-    Berkolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.
Jam 14.00
S:
-Klien mengatakan masih merasa nyeri pada  sendi tangan dan kakinya
-Klien mengatakan masih sering terbangun tengah malam karena timbulnya rasa nyeri.
O :
-Sendi masih  terlihat bengkak,
- Sendi masih terlihat kemerahan
-TTV :
TD : 130/80 mmHg
ND : 70x/i
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5 C

A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Ttd perawat






Jam : 14.00
S :
-Klien mengatakan masih sering merasa tidakenak badan,mengigil.
-Klien mengatakan sendinya masih bengkak dan terasa panas dan nyeri.
-Klien mengatakan masih merasa lemah
O :
-Adanya tofus di helix telinga atau pinggir sendi.
-Masih ada Benjolan pada sendi kulit diatasnya menjadi merah kusam dan terkelupas.
-Klien masih tampak lemah
TTV :
TD : 130/80 mmHg
ND : 70x/i
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5 C

A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Tanda tangan perawat


Jam :14.00
S :
-Klien mengatakan masih ada benjolan pada sendi tangan dan kakinya
-Klien mengatakan tidak percaya diri
-Klien mengatakan masih merasa gelisah
O :
-Masih ada tophi pada sendi tangan dan kaki
-Klien masih tampak tidak percaya diri
-Klien masih tampak gelisah
TTV :
TD : 130/80 mmHg
ND : 70x/i
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5 C

A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

Tanda tangan perawat      

BAB V
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
·         Asam urat adalah hasil kadar akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
·         Asam urat di keluarkan dalam tubuhmelalui fases (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
·         Gejala asam urat seperti: kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkeda asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luas biasa pada malam hari dan pagi.
·         Solusi mengatasi Asam Urat: melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normal adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria,control makanan yang, dan banyak minum air putih.
·         Prinsip diet yang harus dipenuhi oleh penderita asam urat:
1.      Membatasi asupan purin atau rendah purin.
2.      Asupan energy sesuai dengan kebutuhan.
3.      Mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat.
4.      Mengurangi konsumsi lemak.
5.      Mengkonsumsi banyak cairan.
6.      Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
7.      Mengkonsumsi cukup vitamin dan mineral.

3.2  Saran
Disarankan kepada penderita gout, untuk menghindari factor – factor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya gout dan hal – hal yang dapat memperburuk keadaan gout dan menerapkan pola hidup sehat.




DAFTAR PUSTAKA



Doenges, Marilyn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta.

Nugroho, Wahjudi, 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. EGC : Jakarta.

http://www.indoforum.org/archive/index.php/t.55042.html.

http://www.e-psikologi.com/epsi/lanjut usia.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar

"Terima kasih telah mengunjung Blog saya''