MAKALAH ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PENYAKIT GOUT”

Disusun oleh :
1.
VIVIL ELIYASI (0926010082)
2.
HERWAN (0926010054)
3.
SISKA OKTIANI SARI (0926010050)
4.
ANGGARDA PIKAR (0926010049)
5.
APIT ADITYA PRATAMA (0926010073)
6.
AGI PRAYOGA (0926010071)
7.
HENZON (0926010053)
8.
NONI KARTIKA SARI (0926010052)
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI
SAKTI
BENGKULU
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini.
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Gerontik yang berjudul
“ Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyakit Gout “, dalam
penyusunan makalah ini dibimbing oleh Ibu Ns. Ida Rahmawati S. Kep.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan dan
banyak kekurangannya baik dari segi tekhnik penulisan maupun isi
materinya.
Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan untuk
makalah-makalah kedepannya. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk kita semua.
Bengkulu, April 2012
Penyusun
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang................................................................................... 1
1.2
Tujuan................................................................................................. 1
1.2.1 Tujuan umum............................................................................. 1
1.2.2 Tujuan khusus............................................................................ 1
1.3
Manfaat............................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
2.1 Definisi............................................................................................... 3
2.2. Jenis-Jenis Gout.................................................................................. 3
2.3 Etiologi............................................................................................... 4
2.4 Patofisiologi........................................................................................ 4
2.5 Woc..................................................................................................... 5
2.6 Manifestasi
Klinis............................................................................... 6
2.7 Tanda Asam Urat................................................................................ 7
2.8 Gejala Asam Urat .............................................................................. 7
2.9 Klasifikasi........................................................................................... 7
2.10
Penatalaksanaan................................................................................. 8
2.11 Pengobatan........................................................................................ 9
BAB III ASUHAN
KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian.......................................................................................... 12
3.2 Diagnosa
Keperawatan...................................................................... 14
3.3 Rencana
Asuhan Keperawatan.......................................................... 16
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian............................................................................................ 21
4.2 Diagnosa Keperawatan........................................................................ 26
4.3 Rencana Asuhan Keperawatan............................................................ 26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 34
5.2 Saran.................................................................................................... 35
DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................... ..... 36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gout merupakan
gangguan metabolic yang suda di kenal oleh Hipocrates pada zaman Yunani kuno.
Pada waktu itu disebut sebagai penyakit kalangan social elit yang disebabkan
karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan sex. Gout merupakan istilah yang
di pakai untuk sekelompok gangguan metabolic, ada 9 gangguan yang di tandai
dengan meningkatnya konsentrsi asam urat, gout dapat bersipat primer dan
sekunder ( Price & Wilson, 2005)
Arthritis pirai
(gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sabagai akibat hyperuricemia
yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan
purin atau ereksi asam urat yang kurang dari ginjal.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari arthritis yang terasa
sangat nyeri karena adanya endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul
didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperuricemia).
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan
Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui apakah ada yang dimaksud dengan penyakit asam urat itu,
gejala, penyebab, dan solusi dari pengobatan asam urat ini, serta makanan apa
saja yang menjadi pantangan bagi penderita.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui konsep dasar
teorotis tentang gout.
1.3 Manfaat
1. Diharapkan
makalah ini dapat menambah pengetahian dan keterampilan kelompok dalam
memberikan perawatan pada gout.
2. Menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3. Sebagai
sumber referensibagi pembaca mengenai gout.
BAB II
KONSEP DASAR TEORITIS
2.1 Pengertian
Gout merupakan
gangguan metabolic yang suda di kenal oleh Hipocrates pada zaman Yunani kuno.
Pada waktu itu disebut sebagai penyakit kalangan social elit yang disebabkan
karena terlalu banyak makan, minum anggur, dan sex. Gout merupakan istilah yang
di pakai untuk sekelompok gangguan metabolic, ada 9 gangguan yang di tandai
dengan meningkatnya konsentrsi asam urat, gout dapat bersipat primer dan
sekunder ( Price & Wilson, 2005)
Arthritis pirai
(gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi Kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sabagai akibat hyperuricemia
yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan
purin atau ereksi asam urat yang kurang dari ginjal.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang
ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari arthritis yang terasa
sangat nyeri karena adanya endapan Kristal monosodium urat, yang terkumpul
didalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperuricemia).
2.2 Jenis – jenis Gout
Gout Primer
Merupakan akibat langsung pembentukan
asam urat tubuh yng berlebihan atau penurunan sekresi asam urat.
Gout sekunder
Disebabkan
karena pembenrukan asam urat yang berlebihan atau eskresi asam urat yang
berkurang akibat proses penyakit atau pemakaian obat – obat tertentu.
2.3 Etiologi Gout
Penyebab
timbulnya gejala arthritis akut adalah reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan Kristal monosium urat monohidrat. Sehingga dari penyebabnya,
penyekit ini di golongkan sebagai kelainan metabolic. Kelainan ini berhubungan
dengan gangguan kinetic asam urat yaitu hiperuricemia.
·
Hiperuricemia pada penyakit ini terjadi karna:
·
Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan
gijal, misalnya gagal ginjal kronik.
Perombakan dalam
usus yang berkurang, namun secara klinis hal ini dapat begitu penting.
Penyebabnya karena kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan
penumpikan Kristal asam urat dalam sendi. Asam urat adalah sampah metabolism
zat.
·
Pembentukan asam urat yang berlebihan.
·
Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
·
Gout primer renal, terjadi karena gangguan
aksresi asam urat di tubuli distal ginjal yang sehat.
·
Purin suatu senyawa kimia dari makanan tertentu
gout arthritis, asam urat, radang sendi, pencegahan gout arthritis.
2.4 patofisiologi
Adanya gangguan metabolism purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan system eksresi asam urat yang tidak adekuat
akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan dalam plasma darah
(Hiperuricemia), sehingga mengakibatkan Kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi local dan menimbulkan respon inflamasi. Gout
sering menyerang wanita post menopause usia 50 – 60 tahun. Juga daoat menyerang
laki – laki usia pubertas dan atau usia di atas 30 tahun. Penyakit ini paling
sering mengenai sendi metatrsofalangeal, ibu jari kaki, sendi lutut dan
pergelangan kaki. Banyak factor yang berperan dalam mekanisme serangan akut.
Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat
dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase
secara berurutan.
·
Presipitasi Kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat
terjadi di jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl.
Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para artikuler misalnya
bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negative akan
dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan lgG akan
merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan Kristal.
·
Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan Kristal menghasilkan
factor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan
terjadi fagositosis Kristal oleh leukosit.
·
Fagositosis
Kristal difagositosis oleh leukosit
membentuk fagolisosom dan akhirnya membran vakuala disekeliling Kristal barsatu
dan membran leukositik lisosom.
·
Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesuda
selaput protein dirusak, terjadi ikatan hydrogen antara permukaan Kristal
membran lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim
– enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
·
Kerusakan Sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim
– enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan synovial, yang menyebabkan kenaikan
intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
2.6 Manifestasi Klinis
Secara klinis, Gout ditandai dengan timbulnya arthritis, tofi, dan batu
ginjal yang di sebabkan karena terbentuk dan mengendapnya Kristal monosodium
urat. Pengendapan di pengaruhi oleh suhu dan tekanan. Tofi seringkali terbentuk
pada daerah telinga, siku, lutut, dorsum pedis, dekat tendo Achilles pada
metatasofalangeal digiti I, dan sebagainya. Serangan seringkali terjadi pada
malam hari. Biasanya sehari sebelumnya, pasien masih tampak sehat sekali
tanpakeluhan apapun. Tiba – tiba pada tengah malam terbangun oleh rasa sakit
yang sangat hebat. Tofi ini merupakan manifestasi lanjut dari gout yang timbul
5 – 10 tahun setelah serangan arthritis pertama. Tofi ini sering kali pecah dan
agak sulit di sembuhkan dengan obat sehingga dapat menyebabkan infeksi
sekunder.
Biasanya timbul tiba – tiba, tanda – tanda awitan serangan gout adalah
rasa sakit yang hebat dan peradangan local. Kulit di atasnya mengkilat dengan
reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling
sering terserang mula – mula adalah ibu jari kaki ( sendi metatarsofalangeal)
tepi sendi lainya juga dapat terserang. Serangan ini cendrung sembuh sepontan
dalam waktu 10 – 14 hari meskipun tanpa terapi.
Fase kronis timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa
nyeri, kaku, dan pegal. Akibat adanya Kristal – Kristal urat maka terjadi
peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan
berbentuk noduler. Pada waktu serangan arthritis sendi yang terkena karena
adanya endapan Kristal monosodium urat monohidrat pada sendi. Umumnya mengenai
sendi engkel kaki, lutut kadang kala ekremitas bagian atas atau ibu jari kaki
bagian dalam yang dikenalsebagai padogra, walaupun sering juga pada beberapa
kasus disertai dengan factor pencetus
berupa: makan – makanam yang mengandung tinggi purin, obat diuritika, alcohol
dan lain – lain. Pemeriksaan laboratorium bila di lakukan pengambilan cairan
sendi yang terkena dan dilihat dibawah mikroskop akan ditemukan Kristal asam
urat berbentuk seperti jarum maka diagnosis arthritis gout menjadi pasti. Pada
pemeriksaan asam urat darah umumnya meninggi walaupun tidak selalu kadang –
kadang asam urat darah sering kali normal, sedangkan pemeriksaan radiologiktak
begitu khas.
2.7 Tanda Asam Urat
Tanda yang mungkin muncul :
·
Tampak deformitas dan tofus subkutan.
·
Terjadi penimbunan Kristal urat pada sendi –
sendi dan juga pada ginjal.
·
Terjadi uremi akibatpenimbunan urat pada gijal.
·
Mikroskofik tampak Kristal – Kristal urat di
sekitar daerah nekrosis.
2.8 Gejala Asam Urat
·
Kesemutan dan linu
·
Nyeri sendi mendadak biasanya malam hari atau
pagi hari saat bangun tidur.
·
Nyeri berdenyut atau sangat sakit dan bartambah
nyeri bila sedikit saja bergerak.
·
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak,
kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam hari dan pagi.
·
Demam , kedinginan dan lemah dapat menyertai
serangan.
2.9 Klasifikasi
Fase Gout
Biasanya timbul
tiba –tiba, tanda – tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat
dan peradangan local. Kulit di atasnya
mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit
kepala. Yang paling sering terserang mula – mula adalah ibu jari kaki (sendi
metatarsofalangeal) tapi sendi lainya juga dapat terseranga. Serangan ini
cendrung sembuh spontan dalam waktu 10 – 14 hari meskipun tanpa terapi.
Fase Kronis
Timbul dalam
jangka watu beberapa tahun dan di tandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal.
Akibat adanya Kristal – Kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang
bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk noduler.
2.10 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
terapi arthritis gout sebaiknya mengikuti pedoman terapi sebagia berikut:
·
Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan
arthritis gout akut.
·
Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap
serangan berulang dari arthritis gout.
·
Evaluasi kadar asam urat dalam urin selam 24 jam
setelah terapi nonfarmakologi diberikan yaitu diet rendah purin di jalankan.
Penatalaksanaan
non medic
·
Diet rendah purin.
Hindarkan
alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing)
serta banyak minum.
·
Tirah baring
Merupakan
suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang Gout
dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.
Penatalaksanaan
Medik
Obat yang di
gunakan:
1. Colchicine
(0,6 mg)
2. Indometasin
(50 mg 3x sehari selama 4 – 7 hari)
3. Fenilbutszon
2.11 Pengobatan
Pengobatan Gout tergantung pada tahap penyakitnya. Serangan akut
arthritis gout di obati dengan obat – obatan anti inflamasi non steroid atau
kolkisin. Obat ini di berikan dalam dosis yang tinggi atua dosis penuh untuk
mengurangi peradangan akut sendi kemudian dosis di turunkan secara bertahap
dalam beberapa hari.
Pengobatan gout
kronik adalah berdasarkan usaha untuk menurunkan produksi asam urat atau
meningkatnya sikresi asam urat dari ginjal. Obat alopurinal menghambat
pembentukan asam urat dari prekursornya dengan menghambat enzim xantin oksidase
terus obat ini dapat diberikan dalam dosisyang memudahkan yaitu satu kali sehari.
Obat – obat urikourik dapat meningkatkan eksresi asam urat dengan menghambat
reabsorbsi tubulus ginjal (Price & Wilson, 2005)
·
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat
kembali normal. Kadar normalnya adalah 2,4 hingga 6 untuk wanita dan 3,0 hingga
7 untuk pria.
·
Control makanan yang dikonsumsi.
·
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air
putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
·
Diet rendah purin.
·
Obat anti inflamasi anti steroid (OAINS) dapat
digunakan, tidak ada satupun OAINS yang
paling superior untuk mengatasi serangan
akut arthritis gout, semua obat dapat di pakai, hanya pertimbangan pemilihan
obat berdasarkan ada tidaknya kemungkinan efek samping pada penderita seperti
ada tidaknya risikopada gosrointestinal, ginjal, dll. Missal OAINS dapat di
gunakan anatara lain: indometasin 3x50 Mg, sulindak 2x400 Mg, naproxen 2x500 Mg
atau ibuprofen 3x400 Mg/Hari atau obat anti inflamasi non stroid yang lain.
·
Kolkisin di gunakan pada serangan akut: yaitu
dengan dosis 1 – 2 mg / hari dengan efek samping adalah mual – mual sampai
deare kemudian diturunkan dosisnya bila keluhannya mereda. Kolkisin dapat
diterruskan untuk menjegah serangan selama sampai beberapa bulan dengan dosis
yang minimal.
·
Allopinol tidak diberikan pada serangan akut, alopurinol
baru diberikan bila serangan akut telah mereda dosisnya tergantung tinggi –
rendahnya asam urat darah.
·
Steroid injeksi bila di berikan pada keadaan
tertentu misalnya prednison 20 – 40 mg perhari sampai tiga harridan injeksi
local dapat di berikan pada keadaan tertentu.
2.12 Pemeriksaan DIagnostik
·
Kadar asam urat serum meningkat.
·
Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
·
Kadar asam urat urine dapat normal atau
meningkat.
·
Analisis cairan synovial dari sendi terinflamasi
atau tofi menunjukan Kristal urat monosodium yang membuat diagnosis.
·
Sinal X sendi menunjukan masa tofasium dan
distruktur tulang dan perubahan sendi.
2.13 Pencegahan
·
Ada beberapa cara untuk mencegah timbulnya atau
berulangnya penyakit asam urat atau gout ini.
·
Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada
pasien yang gemuk, serta diet rendah purin (tidak usah terlalu ketat).
·
Hindari alcohol dan makanan tinggi purin (hati,
ginjal, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya) termasuk roti manis.
·
Perbanyak minum, pengeluaran urin 2 liter / hari
atau lebih akan membantu pengeluaran asam urat dan mengurangi pembentukan
endapan disaluran kemih.
·
Hindari obat – obatan yang mengakibatkan
hiperuricemia, seperti tiazid, diuritik. Aspirin, dan asam nikotinatyang
menghambat eksresi asam urat dari ginjal.
·
Makanlah buah – buahan yang banyak mengandung
vitamin C, karena ada penelitian pemberian Vitamin C pada dosis tinggi dapat
melindungi terhadap penyakit gout
dan kurangi makanan tinggi purin
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
1.
Identitas Klien
Nama, jenis kelamin, umur,
status perkawinan, pekerjaan, pendidikan terakhir, alamat.
2.
Alasan kunjungan ke panti
3.
Riwayat kesehatan
§ Riwayat kesehatan sekarang
seperti kesemutan dan linu,nyeri sendi mendadak biasanya malam hari
atau pagi hari pada saat bangun tidur. Sendi yang terkena asam urat terlihat
bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam dan
pagi.Demam,lemah,kedinginan dapat menyertai serangan.
§ Riwayat kesehatan dahulu
Penyakit yang pernah di alami
oleh pasien sebelum masuk RS memiliki riwayat penderita alergi terhadap aspirin
atau polip dan tidak di anjurkan menggunakan obat ini.
§ Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada diantara anggota keluarga pasien ada yang
mengalami penyakit yang sama dialami pasien (Gout).
Tinjauan sistem (jelaskan
ttg kondisi sistem2 dibwh ini yg tdp pd klien)
a. Keadaan umum
b. Integumen
c. Sistem hemopoietik
d. Kepala
e. Mata
f. Telinga
g. Mulut & tenggorokan
h. Leher
i. Payudara
j. Sistem pernafasan
k. Sistem Kardiovaskular
l. Sistem Gastrointestinal
m. Sistem Perkemihan
n. Sistem Genitoreproduksi
o. Sistem muskuloskeletal
p. Sistem saraf pusat
q. Sistem endokrin
Pengkajian Psikososial &
Spiritual
•
Psikososial
à Jelaskan kemampuan
sisialisasi klien pd saat skg, sikap klien pd orla, harapan2 klien
dlm melakukan sosialisasi, kepuasan klien dlm sosialisasi
Identifikasi Masalah
Emosional
PERTANYAAN TAHAP 1
•
Apakah klien mengalami sukar tidur ?
•
Apakah klien sering merasa gelisah ?
•
Apakah klien sering murung/menangis sendiri ?
•
Apakah klien sering was-was/kuatir ?
PERTANYAAN TAHAP 2
•
Keluhan lebih dari 3 bln/lebih dari 1 kali dlm 1 bln ?
•
Ada masalah/banyak pikiran ?
•
Ada Gg/masalah dgn klg lain?
•
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dr ?
•
Cenderung mengurung diri ?
MASALAH EMOSIONAL POSITIF
(+)
•
Spiritual :
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien
ttg kematian, harapan-harapan klien, dll
Pengkajian Fungsional Klien
•
KATZ Indeks :
Termasuk/kategori yg manakah klien ?
A. Mandiri dlm
makan, kontinentia (BAK,BAB), menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah
& mandi
B. Mandiri
semuanya kecuali salah satu saja dari f/ di atas
C. Mandiri,
kecuali mandi & satu lagi f/ yg lain
D. Mandiri,
kecuali mandi, berpakaian & satu f/ yg lain
E. Mandiri,
kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah & satu f/ yg lain
F. Mandiri,
kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah & satu f/ yg lain
G.
Ketergantungan u/ semua f/ di atas
H. Lain-lain
(tdk termasuk kategori di atas )
Keterangan :
Mandiri : berarti tanpa
pengawasan, pengarahan/bantuan aktif dari orla, Seorg yg menolak u/ melakukan
suatu f/ dianggap tdk melakukan f/, meskipun ia anggap mampu
Modifikasi dari Barthel
Indeks
Termasuk yg manakah klien
No
|
Kriteria
|
Dgn Bantuan
|
Mandiri
|
Ket
|
1.
|
Makan
|
5
|
10
|
Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
|
2.
|
Minum
|
5
|
10
|
Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:
|
3.
|
Berpindah dari kursi roda
ke tempat tidur, sebaliknya
|
5 - 10
|
15
|
|
4.
|
Personal toilet ( Cuci
muka, menyisir rambut, gosok gigi)
|
0
|
5
|
Frekuensi:
|
5.
|
Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram)
|
5
|
10
|
|
6.
|
Mandi
|
5
|
15
|
Frekuensi:
|
7.
|
Jalan di permukaan datar
|
0
|
5
|
|
8.
|
Naik tirun tangga
|
5
|
10
|
|
9.
|
Mengenakan pakaian
|
5
|
10
|
|
10.
|
Control bowel (BAB)
|
5
|
10
|
Frekuensi:
Konsistensi
|
11.
|
Control bladder (BAK)
|
5
|
10
|
Frekuensi:
Warna
|
12.
|
Olah raga/latihan
|
5
|
10
|
Frekuensi:
Jenis
|
13
|
Rekriasi/pemanfaattan
waktu luang
|
5
|
10
|
Frekuensi:
Jenis
|
Keterangan :
- 130 : Mandiri
- 65 – 125 : Ketergantungan
- 60 : Ketergantungan total
Pengkajian Status Mental
Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dgn menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dgn menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi : Ajukan
pertanyaan 1-10 pd daftar ini & catat semua jwb, ctt jmh kesalahan total
berdasarkan 10 pertanyaan
BENAR
|
SALAH
|
NO
|
PERTANYAAN
|
|
|
01
|
Tanggal berapa hari ini?
|
|
|
02
|
Hari apa sekarang ini ?
|
|
|
03
|
Apa nama tempat ini ?
|
|
|
04
|
Dimana alamat anda ?
|
|
|
05
|
Berapa umur anda ?
|
|
|
06
|
Kapan anda lahir ?
|
|
|
07
|
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
|
|
|
08
|
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
|
|
|
09
|
Siapa nama ibu anda ?
|
|
|
10
|
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
|
Jumlah:
|
Jumlah :
|
|
|
Score total :
Interpretasi hasil :
a. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : kerusakan intelektual berat
e.
|
Identifikasi
aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam )
·
Orientasi
·
Registrasi
·
Perhatian
|
·
Kalkulasi
·
Mengingat kembali
·
Bahasa
|
NO
|
ASPEK KOGNITIF
|
NILAI MAX
|
NILAI KLIEN
|
KRITERIA
|
1
|
Orientasi
|
5
|
|
Menyebutkan dgn benar :
·
Tahun
·
Musim
·
Tanggal
·
Hari
·
Bulan
Dimana kita sekarang berada ?
·
Negara Indonesia
·
Provinsi jawa barat
·
Kota
·
PSTW
·
Wisma
|
2
|
Registrasi
|
3
|
|
Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksaan)detik untuk mengatakan masing-masing objek.kemudian tanyakan pada
klien ketiga objek tadi(untuk disebutkan).
·
Objek meja
·
Objek kursi
·
Objek buku
|
3
|
Perhatian dan kalkulasi
|
5
|
|
Minta klien untuk memulai dari angka
100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali atau tingkat
·
93
·
86
·
79
·
72
·
65
|
4
|
Mengingat
|
3
|
|
Minta klien untuk mengulangi
ketiga objek pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar satu poin untuk
masing-masing objek.
|
5
|
Bahasa
|
9
|
|
Tunjukan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
·
(misal jam tangan)
·
Misal pensil
Minta klien untuk mengulang
kata berikut:
“tak ada, jika,
dan,atau,tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah :”ambil kertas ditangan anda,
lipat dua dan taruh dilantai”.
·
Ambil kertas ditangan anda
·
Lipat dua
·
Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 poin)
·
”tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan menyalin gambar
·
Menyalin gambar
|
Total nilai
|
|
|
|
|
Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dari fungsi
mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental
ringan
<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental
berat
|
PENGKAJIAN KESEIMBANGAN U/ KLIEN LANSIA
•
Perubahan posisi/gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tdk menunjukan kondisi di bawah
ini, / beri nilai 1 jika klien menunjukan salah satu kondisi di bwh ini :
a. Bangun dari kursi
Tdk
bgn dari duduk dgn satu kali gerakan, tetapi mendorong tbhnya ke atas dgn
tangan / bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tdk stabil pd saat
berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi
Menjatuhkan diri ke kursi, tdk duduk ke tengah kursi
Menahan dorongan pd sternum
(pemeriksa mendorong sternum
perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
Klien menggerakan kaki, memegang objek u/ dukungan, kaki tdk menyentuh sisi-sisinya
Mata tertutup
Lakukan pemeriksaan sama spt di atas tapi lien disuruh
menutup mata
Perputaran leher
Menggerakan
kaki, menggeggam objek u/ dukungan, kaki tdk menyentuh sisi2nya,
keluhan vertigo, pusing/keadaan tdk stabil
Gerakan menggapai sesuatu
Tdk
mampu menggapai sesuatu dgn bahu fleksi sepenuhnya sementara berdiri pd
ujung-ujung jari kaki, tdk stabil, memegang sesuatu u/ dukungan
Membungkuk
Tdk
mampu membungkuk u/ mengambil objek2 kecil dari lantai, memegang
objek u/ bisa berdiri lagi, memerlukan usaha2 multipel u/ bangun
•
Komponen gaya berjalan / Gerakan
Beri nilai 0 jika klien tdk menunjukan kondisi di bawah ini, / beri nilai 1 jika
klien menunjukan salah satu kondisi di bwh ini :
Minta klien u/ bjln ke tempat yg ditentukan
Ragu-ragu,
tersandung, memegang objek u/ dukungan
Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat
melangkah)
Kaki
tdk naik dari lantai scr konsisten (menggeser/menyeret kaki), (mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
Kontinuitas langkah kaki
Setelah langkah2 awal, langkah menjadi tdk konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yg lain menyentuh lantai
Kesimetrisan langkah
Tdk berjln dlm garis lurus, bergelombang dari sisi ke
sisi
Penyimpangan jalur pd saat
berjln
Tdk berjln dlm garis lurus, bergelombang dari sisi ke
sisi
Berbalik
Berhenti sblm mulai berbalik, jln sempoyongan, bergoyang,
memegang objek u/ dukungan
Intervensi hasil
Jmhkan semua nilai yg dipro/ klien, &
diinterpretasikan sbb :
0 – 5 : Risiko jatuh rendah
6 – 10 : Risiko jatuh sedang
11 – 15 : Risiko jatuh
tinggi
PENGKAJIAN SKALA RESIKO
SKALA NORTON
A
Kondisi fisik
Good 4
|
B
kondisi mental
alert 4
|
C
Activity
Ambulant 4
|
D
Mobility
Full 4
|
E
Incontinent
Not
4
|
Fair 3
|
Apathetic 3
|
Walks with help 3
|
Slightly limited 3
|
Occasionally
3
|
Poor
2
|
Confused 2
|
Chairbound
2
|
Very
Limited 2
|
Urine
2
|
Very bad
1
|
Stuporous 1
|
Bedbound 1
|
Immobile 1
|
Doubly
1
|
•
NILAI < 12 : RESIKO TINGGI
•
NILAI < 16 : BERESIKO
3.2 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1.
Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan
kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan,
proliferasi synovial.
2.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Terjadinya pengendapan
Kristal urat didalam sendi dan tendon
3.
Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan bentuk
kaki dan terbentuknya tofus.
3.3 Nursing Care
Planning (NCP)
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Nyeri sendi
berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane
synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.
|
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
|
-
Klien
mengatakan tidak nyeri lagi
-
Ekspresi
wajah klien rileks
-
Klien
tidak merintih lagi
|
Mandiri:
-
Pantau
kadar urat serum
-
Bila
serangan terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit, implementasikan tindakan
penghilang:
*berikan istirahat dengan kaki
ditinggikan
*berikan analgesic yang
diprogramkan dan evaluasi keefektifannya
*berikan kantung es atau panas
basah
*berikan peninggian tempat
tidur bagian kaki pasien
-
Berikan
obat antigout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya. Konsul dokter bila
kadar urat serum tetap tinggi dan nyeri tak hilang dengan analgesic.
-
Instruksikan
pasien untuk minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan
makanan pembuat alkalin (bila tidak kelebihan berat badan) seperti susu, buah
sitrus, daging. Bila kelebihan berat badan, konsul dokter tentang penggunaan
tablet natrium bikarbonat.
-
Untuk
meminimalkan perkembangan deformitas sendi, rujuk pasien pada bagian terapi
fisik untuk bantuan perencanaan program latihan preventif.
|
- Untuk
mengevaluasi keefektifan terapi
- Peninggian dan
pemberian kantung dingin membantu mengurangi bengkak. Peninggian tempat tidur
membantu menghilangkan tekanan dari kaki. Analgesik memblok jaras nyeri
-Obat antigout
bekerja dengan menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal (Benemid),
melawan fagositosis leukosit yang menghambat deposit urat lanjut
(alopurinol). Terapi obat tambahan dapat diperlukan bila kadar asam urat
serum tetap tinggi.
-
Tindakan
ini membantu mencegah batu ginjal, komplikasi mayor yang berkenaan dengan
gout. Batu asam urat tercetus dalam urin asam. Urin asa menghambat pencetusan
batu asam urat.
-
Terapi
fisik adalah spesialis yang dapat mengevaluasi tingkat mobilitas pasien dan
rencana latihan rutin yang memenuhi kebutuhan pasien dalam memandang status
kesehatan saat ini.
|
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
|
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan aktivitas mobilitas fisik
terpenuhi.
|
-
Klien
mengatakan dapat leluasa bergerak dan nyeri saat bergerak berkurang
-
Klien
mengatakan kekuatan ototnya berangsur kembali normal
-
Klien
dapat mempertahankan posisi fungsional.
-
Klien
dapat melakukan aktivitas ringan.
|
Mandiri:
-
Kaji
derajat imobilitas, dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi
-
Dorong
partisipasi pada aktivitas terapeutik/ rekreasi.
-
Dorong
peningkatan masukan cairan sampai 2000- 3000 ml/ hari.
Kolaborasi:
-
Konsul
dengan ahli terapi fisik.
-
Lakukan
program defekasi (pelunak feses, enema, laksatif) sesuai indikasi.
-
Rujuk
ke perawat spesialis/ ahli terapi sesuai indikasi
|
-
Pasien
mungkin dibatasi oleh pandangan diri/ persepsi diri tentang keterbatasan
fisik actual, memerlukan informasi/ intervensi untuk meningkatkan kemajuan
kesehatan.
-
Memberikan
kesempatan untuk mengeluarkan energy, memfokuskan kembali perhatian,
meningkatkan rasa control diri.
-
Mempertahankan
hidrasi tubuh, menurunkan resiko infeksi urinarius, pembentukan batu dan
konstipasi.
-
Berguna
dalam membuat aktivitas individual/ program latihan.
-
Dilakukan
untuk meningkatkan evakuasi usus.
-
Pasien
memerlukan tindakan infasif lebih untuk menormalkan pergerakan.
|
Gangguan citra
tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
|
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan citra diri klien
meningkat.
|
-
Klien
mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi
dan perubahan terjadi.
-
Mampu
menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep
diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negative.
|
Mandiri:
-
Kaji
perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan
-
Ingatkan
kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar
mengontrol sisi yang sehat.
-
Bantu
dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.
-
Anjurkan
orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk
dirinya sendiri.
-
Bersama
klien mencari alternative koping yang positif.
-
Dukung
perilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
rehabilitasi.
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada
indikasi.
|
-
Menentukan
bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan
intervensi.
-
Membantu
klien melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh
tubuh. Merasakan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima
situasi baru.
-
Membantu
meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area
kehidupan.
-
Menghidupkan
kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta
memengaruhi proses rehabilitasi.
-
Dukungan perawat kepada klien dapat
meningkatkan rasa percaya diri klien.
-
Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
dan memahami peran individu di masa mendatang.
-
Dapat
memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.
|
BAB IV
TINJAUAN KASUS
4.1 Pengkajian
Pengkajian pada Ny. K dengan Gout
Nama
Panti : BPPL Pagar Dewa
Tanggal
Masuk : 1
April 2010
I.
Identitas
Nama : Ny. Karlina
Jenis
Kelamin : Perempuan
Umur : 75 Tahun
Agama : Islam
Status
Perkawinan : Kawin
Pendidikan
terakhir : SR (Sekolah Rakyat)
Pekerjaan : Pembantu rumah tangga
Alamat
Rumah :
II.
Alasan
Masuk
Ny. K masuk ke BPPL Pagar Dewa
Bengkulu pada tanggal 1 April 2010. Ny. K masuk Trisno Werda karena keluarganya
suda tidak ada lagi.
III.
Riwayat
Kesehatan
a. Riwayat
kesehatan yang pernah dialami
Ny. K mengatakan bahwa ia tidak
pernah mengalami sakit yang serius atau penyakit menular lainnya.
b. Riwayat
kesehatan sekarang
-
Ny. K mengatakan sering mengalami nyeri pada pergelangan tangan dan kaki akhir-akhir ini
-
Ny. K mengatakan badan sering menggigil dan terasa lelah
-
Terbentuknya
tophi pada jari tangan dan kaki
-
Daya ingat Ny. K sudah berkurang/menurun.
c. Riwayat
kesehatan keluarga
Ny. K mengatakan dalam keluarganya tidak
ada masalah kesehatan yang serius dan tidak ada riwayat dalam keluarga yang
mempunyai penyakit menular/keturunan.
Pemeriksaan Fisik
1.
Tanda-tanda vital
Keadaan umum : Ny.
K dalam keadaan tenang, muka tidak pucat
Kesadaran : Kompos mentis
Suhu : 36,50C
Nadi : 60 x/i
TD : 140/90mm/hg
RR : 24 x/i
2.
Kebersihan perorangan
§ Rambut : Rambut kriting, semuanya sudah putih tidak ada benjolan di
kepala/tidak ada kelainan.
§ Mata : Konjungtiva
anemis, sklera an ikterik, ketajaman penglihatan sudah berkurang
Ny.A mengatakan ia tidak
tahan lama membaca dengan jelas.
§ Hidung : Septum normal, simetris ka=ki, tidak ada perdarahan, polip (-)
§ Telinga : Membran timpani utuh, kebersihan cukup, simetris ka=ki, pendengaran
sedikit berkurang.
§ Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
§ Torak
Dada dan paru-paru :
Inspeksi : Simetris ka=ki, tidak ada lesi
Palpasi : Simetris ka=ki
Auskultasi : Vesikuler,
ronki (-), wheezing(-).
Perkusi : Sonor, RR = 22x/i
Jantung
Inspeksi : Simetris ka=ki, tidak ada pembesaran
Palpasi : IC tidak ada
Auskultasi : Irama
teratur, tidak ada bunyi tambahan.
§ Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada bekas
operasi.
Auskulasi : Bising
usus(+) 35x/20 detik
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar,
tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : Tympani
§ Muskuloskeletal
Ekstremitas atas : Ada
gangguan, kekuatan menggenggam (-), sianosis
Ekstremitas bawah : Edema
ada, kekakuan (+).
![]() |
555 333

555
333
Identifikasi Masalah Emosional
PERTANYAAN TAHAP 1
·
Apakah klien mengalami sukar tidur? tidak
·
Apakah klien sering merasa gelisah? ya
·
Apakah klien sering murung/menangis sendiri? ya
·
Apakah klien was-was/kuatir? Ya

jika
lebih dari/sama dgn 1 jwb
“ya”.
PERTANYAAN TAHAP 2
·
Keluhan lebih dari 3 bln/lebih dari 1 kali dlm 1 bln? ya
·
Ada masalah/banyak pikiran? Ya
·
Ada gangguan /masalah dengan keluarga lain? Ya
·
Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dr? Tidak
·
Cenderung mengurung diri? Tidak
![]() |
Bila lebih dari/sama dgn
1
jwb “ya”.
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+)
MODIFIKASI DARI BARTHEL INDEKS
TERMASUK YANG MANAKAH KLIEN
No.
|
Kriteria
|
Dgn
Bantuan
|
Mandiri
|
Ket
|
1.
|
Makan
|
0
|
10
|
Frekuensi : 3
Jumlah : 3 porsi
Jenis : nasi
|
2.
|
Minum
|
0
|
10
|
Frekuensi : 8
Jumlah : 2 liter
Jenis : air putih
|
3.
|
Berpindah dari kursi roda ke tempat
tidur,sebelumnya
|
0
|
15
|
|
4
|
PersonaL toilet (cuci muka, menyisir
rambut,menggosok gigi)
|
0
|
5
|
Frekuensi: 3 kali
|
5.
|
Keluar masuk toilet (mencuci pakaian,
menyeka tubuh, menyiram)
|
0
|
10
|
|
6.
|
Mandi
|
0
|
15
|
Frekuensi : 2
|
7.
|
Jalan dipermukaan datar
|
0
|
5
|
|
8.
|
Naik turun tangga
|
0
|
10
|
|
9.
|
Mengenakan pakaian
|
0
|
10
|
|
10.
|
Kontrol bowel (BAB)
|
0
|
10
|
Frekuensi:1
Kosistensi
|
11.
|
Kontrol bladder (BAK)
|
0
|
10
|
Frekuensi :8
Warna : kuning bening
|
12.
|
Olahraga/latihan
|
0
|
10
|
Frekuensi : 3 kali
Jenis : menghitung dan membaca
|
13.
|
Rekreasi/pemanfaatan waktu luang
|
5
|
0
|
Frekuensi : kadang-kadang
Jenis : jalan-jalan
|
Keterangan :
a. 130 : mandiri
b. 65-125 : ketergantungan
c. 60 : ketergantungan total
|
Interpretasi : 120 = Ketergantungan
Pengkajian
Status Mental Gerontik
Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan
menggunakan Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi : ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini
& catat semua jawab, catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
BENAR
|
SALAH
|
NO
|
PERTANYAAN
|
|
ü
|
01
|
Tanggal berapa hari ini?
|
ü
|
|
02
|
Hari apa sekarang ini ?
|
ü
|
|
03
|
Apa nama tempat ini ?
|
|
ü
|
04
|
Dimana alamat anda ?
|
|
ü
|
05
|
Berapa umur anda ?
|
|
ü
|
06
|
Kapan anda lahir ?
|
|
ü
|
07
|
Siapa presiden Indonesia sekarang ?
|
|
ü
|
08
|
Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?
|
|
ü
|
09
|
Siapa nama ibu anda ?
|
|
ü
|
10
|
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
setiap angka baru, semua secara menurun
|
Jumlah: 2
|
Jumlah : 8
|
|
|
Score total :
Interpretasi hasil :
f. Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
g. Salah 4-5 : kerusakan intelektual ringan
h. Salah 6-8 : kerusakan intelektual sedang
i.
Salah 9-10 : kerusakan intelektual
berat
|
Interpretasi : Salah 8 = Kerusakan intelektual sedang
Identifikasi
aspek kognitif dan fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini Mental Status
Exam )
·
Orientasi
·
Registrasi
·
Perhatian
|
·
Kalkulasi
·
Mengingat kembali
·
Bahasa
|
NO
|
ASPEK KOGNITIF
|
NILAI MAX
|
NILAI KLIEN
|
KRITERIA
|
1
|
Orientasi
|
5
|
1
|
Menyebutkan dgn benar :
·
Tahun
·
Musim
·
Tanggal
·
Hari
·
Bulan
Dimana kita sekarang berada ?
·
Negara Indonesia
·
Provinsi jawa barat
·
Kota
·
PSTW
·
Wisma
|
2
|
Registrasi
|
3
|
1
|
Sebutkan nama 3 objek (oleh
pemeriksaan)detik untuk mengatakan masing-masing objek.kemudian tanyakan pada
klien ketiga objek tadi(untuk disebutkan).
·
Objek meja
·
Objek kursi
·
Objek buku
|
3
|
Perhatian dan kalkulasi
|
5
|
0
|
Minta klien untuk memulai dari angka
100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali atau tingkat
·
93
·
86
·
79
·
72
·
65
|
4
|
Mengingat
|
3
|
0
|
Minta klien untuk mengulangi
ketiga objek pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar satu poin untuk
masing-masing objek.
|
5
|
Bahasa
|
9
|
8
|
Tunjukan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
·
(misal jam tangan)
·
Misal pensil
Minta klien untuk mengulang
kata berikut:
“tak ada, jika,
dan,atau,tetapi”. Bila benar, nilai 1 poin
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah :”ambil kertas ditangan anda,
lipat dua dan taruh dilantai”.
·
Ambil kertas ditangan anda
·
Lipat dua
·
Taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk
hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai 1 poin)
·
”tutup mata anda”
Perintahkan pada klien untuk
menulis satu kalimat dan menyalin gambar
·
Menyalin gambar
|
Total nilai
|
30
|
10
|
|
|
Interpretasi hasil :
>23 : aspek kognitif dari fungsi
mental baik
18-22 : kerusakan aspek fungsi mental
ringan
<17 : terdapat kerusakan aspek fungsi mental
berat
|
Interpretasi : 10 = terdapat kerusakan aspek fungsi
mental berat
PENGKAJIAN
SKALA RESIKO
SKALA
NORTON
A
Kondisi fisik
Good 4
|
B
kondisi mental
alert 4
|
C
Activity
Ambulant 4
|
D
Mobility
Full 4
|
E
Incontinent
Not
4
|
Fair 3
|
Apathetic 3
|
Walks with help 3
|
Slightly limited 3
|
Occasionally
3
|
Poor
2
|
Confused 2
|
Chairbound 2
|
Very Limited 2
|
Urine
2
|
Very bad
1
|
Stuporous 1
|
Bedbound 1
|
Immobile 1
|
Doubly
1
|
v
Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
Ds :
-Klien mengatakan nyeri pada sendi berlangsung selama beberapa hari.
-Klien mengatakan nyeri pada beberapa sendi. serangan terjadi pada malam
hari.
-Klien mengatakan sering terbangun tengah
malam karena sering timbulnya rasa nyeri.
Do :
-Sendi yang terkena terlihat bengkak,
kemerahan
- TTV:
Suhu:36,50C
Nadi:60 x/i
TD:140/90mm/hg
RR:24 x/i
|
Peradangan sendi, penimbunan kristal pada
membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi
synovial.
|
Nyeri
|
2.
3
|
Ds :
-Klien mengatakan merasa tidak enak
badan,mengigil
-Klien mengatakan denyut jantung cepat.
-Klien mengatakan sendinya bengkak berwarna
kemerahan terasa panas dan nyeri.
-Klien mengatakan lemah
Do :
-Adanya tofus di helix telinga atau pinggir
sendi.
-Benjolan pada sendi kulit diatasnya
menjadi merah kusam dan terkelupas.
-Klien tampak lemah
TTV :
Suhu:36,50C
Nadi:60 x/i
TD:140/90mm/hg
RR:24 x/i
DS :
-Klien mengatakan timbul benjolan pada
sendi tangan dan kakinya
-Klien mengatakan tidak percaya diri
-Klien mengatakan merasa gelisah
DO :
-Adanya tophi pada sendi tangan
-Klien tampak tidak percaya diri
-Klien tampak gelisah
TTV :
Suhu:36,50C
Nadi:60 x/i
TD:140/90mm/hg
RR:24 x/i
|
Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
Perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
|
Gangguan mobilitas fisik
Gangguan citra tubuh
|
4.2 Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan
kristal pada membrane synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan,
proliferasi synovial.
2. Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
3. Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus.
4.3 Nursing
Care Planning (NCP)
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
Nyeri sendi
berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane
synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.
|
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan nyeri berkurang
|
-
Klien mengatakan
tidak nyeri lagi
-
Ekspresi
wajah klien rileks
-
Klien
tidak merintih lagi
|
Mandiri:
-
Pantau
kadar urat serum
-
Bila
serangan terjadi saat pasien dirawat di rumah sakit, implementasikan tindakan
penghilang:
*berikan istirahat dengan kaki
ditinggikan
*berikan analgesic yang
diprogramkan dan evaluasi keefektifannya
*berikan kantung es atau panas
basah
*berikan peninggian tempat
tidur bagian kaki pasien
-
Berikan
obat antigout yang diresepkan dan evaluasi keefektifannya. Konsul dokter bila
kadar urat serum tetap tinggi dan nyeri tak hilang dengan analgesic.
-
Instruksikan
pasien untuk minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan
makanan pembuat alkalin (bila tidak kelebihan berat badan) seperti susu, buah
sitrus, daging. Bila kelebihan berat badan, konsul dokter tentang penggunaan
tablet natrium bikarbonat.
-
Untuk
meminimalkan perkembangan deformitas sendi, rujuk pasien pada bagian terapi
fisik untuk bantuan perencanaan program latihan preventif.
|
- Untuk
mengevaluasi keefektifan terapi
- Peninggian dan
pemberian kantung dingin membantu mengurangi bengkak. Peninggian tempat tidur
membantu menghilangkan tekanan dari kaki. Analgesik memblok jaras nyeri
-
Obat
antigout bekerja dengan menghambat reabsorpsi asam urat di tubulus ginjal (Benemid),
melawan fagositosis leukosit yang menghambat deposit urat lanjut
(alopurinol). Terapi obat tambahan dapat diperlukan bila kadar asam urat
serum tetap tinggi.
-
Tindakan
ini membantu mencegah batu ginjal, komplikasi mayor yang berkenaan dengan
gout. Batu asam urat tercetus dalam urin asam. Urin asa menghambat pencetusan
batu asam urat.
-
Terapi
fisik adalah spesialis yang dapat mengevaluasi tingkat mobilitas pasien dan
rencana latihan rutin yang memenuhi kebutuhan pasien dalam memandang status
kesehatan saat ini.
|
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
|
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan aktivitas mobilitas fisik
terpenuhi.
|
-
Klien
mengatakan dapat leluasa bergerak dan nyeri saat bergerak berkurang
-
Klien
mengatakan kekuatan ototnya berangsur kembali normal
-
Klien
dapat mempertahankan posisi fungsional.
-
Klien
dapat melakukan aktivitas ringan.
|
Mandiri:
-
Kaji
derajat imobilitas, dan perhatikan persepsi pasien terhadap imobilisasi
-
Dorong
partisipasi pada aktivitas terapeutik/ rekreasi.
-
Dorong
peningkatan masukan cairan sampai 2000- 3000 ml/ hari.
Kolaborasi:
-
Konsul
dengan ahli terapi fisik.
-
Lakukan
program defekasi (pelunak feses, enema, laksatif) sesuai indikasi.
-
Rujuk
ke perawat spesialis/ ahli terapi sesuai indikasi
|
-
Pasien
mungkin dibatasi oleh pandangan diri/ persepsi diri tentang keterbatasan
fisik actual, memerlukan informasi/ intervensi untuk meningkatkan kemajuan
kesehatan.
-
Memberikan
kesempatan untuk mengeluarkan energy, memfokuskan kembali perhatian,
meningkatkan rasa control diri.
-
Mempertahankan
hidrasi tubuh, menurunkan resiko infeksi urinarius, pembentukan batu dan
konstipasi.
-
Berguna
dalam membuat aktivitas individual/ program latihan.
-
Dilakukan
untuk meningkatkan evakuasi usus.
-
Pasien
memerlukan tindakan infasif lebih untuk menormalkan pergerakan.
|
Gangguan citra
tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
|
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan citra diri klien meningkat.
|
-
Klien
mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi
dan perubahan terjadi.
-
Mampu
menyatakan penerimaan diri terhadap situasi mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep
diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negative.
|
Mandiri:
-
Kaji
perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan.
-
Ingatkan
kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar
mengontrol sisi yang sehat.
-
Bantu
dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.
-
Anjurkan
orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk
dirinya sendiri.
-
Bersama
klien mencari alternative koping yang positif.
-
Dukung
perilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
rehabilitasi.
Kolaborasi:
- Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada
indikasi.
|
-
Menentukan
bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan
intervensi.
-
Membantu
klien melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh
tubuh. Merasakan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima
situasi baru.
-
Membantu
meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area
kehidupan.
-
Menghidupkan
kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta
memengaruhi proses rehabilitasi.
-
Dukungan perawat kepada klien dapat
meningkatkan rasa percaya diri klien.
-
Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
dan memahami peran individu di masa mendatang.
-
Dapat
memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama :
Ny K
Ruang rawat :Seruni
Diagnosa medic :
Gout
HARI/TGL
|
Diagnosa keperawatan
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
20/april/2012
21 April 2012
22 April 2012
|
Nyeri sendi
berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membrane
synovial, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi synovial.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
Terjadinya pengendapan Kristal urat didalam sendi dan tendon
Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan perubahan bentuk kaki,tangan dan terbentuknya tofus.
|
Jam:09.00
-
Memantau
kadar urat serum
-
Mengimplementasikan
tindakan penghilang:
*Memberikan istirahat dengan kaki ditinggikan
*Memberikan analgesic yang diprogramkan dan
evaluasi keefektifannya
*Memberikan kantung es atau panas basah
*Memberikan peninggian tempat tidur bagian kaki
pasien
-
Memberikan
obat antigout yang diresepkan dan mengevaluasi
keefektifannya. Konsul dokter bila kadar urat serum tetap tinggi dan nyeri
tak hilang dengan analgesic.
-
Menginstruksikan
pasien untuk minum 2-3 liter cairan setiap hari dan meningkatkan masukan
makanan pembuat alkalin (bila tidak kelebihan berat badan) seperti susu, buah
sitrus, daging
Jam : 09.00
-
Mengkaji derajat imobilitas, dan perhatikan persepsi
pasien terhadap imobilisai
-
Mendorong partisipasi pada aktivitas terapeutik/
rekreasi.
-
Mendorong peningkatan masukan cairan sampai 2000- 3000
ml/ hari.
-
Mengkonsul dengan ahli terapi fisik.
-
Melakukan program defekasi (pelunak feses, enema,
laksatif) sesuai indikasi.
-
Merujuk ke perawat spesialis/ ahli terapi sesuai
indikasi
Jam : 09.00
-
Mengkaji
perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan.
-
Mengingatkan
kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar
mengontrol sisi yang sehat.
-
Membantu
dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.
-
Menganjurkan
orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk
dirinya sendiri.
-
Mencari
alternative koping yang positif.
-
Mendukung
perilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas
rehabilitasi.
-
Berkolaborasi
dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi.
|
Jam 14.00
S:
-Klien
mengatakan masih merasa nyeri
pada sendi tangan dan kakinya
-Klien
mengatakan masih sering terbangun
tengah malam karena timbulnya rasa
nyeri.
O :
-Sendi masih terlihat
bengkak,
- Sendi masih terlihat kemerahan
-TTV :
TD : 130/80 mmHg
ND : 70x/i
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5
C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Ttd perawat
Jam : 14.00
S :
-Klien
mengatakan masih sering merasa
tidakenak badan,mengigil.
-Klien mengatakan sendinya masih bengkak dan terasa panas dan nyeri.
-Klien mengatakan masih merasa lemah
O :
-Adanya
tofus di helix telinga atau pinggir sendi.
-Masih ada Benjolan pada sendi kulit diatasnya menjadi
merah kusam dan terkelupas.
-Klien masih tampak
lemah
TTV :
TD : 130/80 mmHg
ND : 70x/i
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5 C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Tanda tangan perawat
Jam :14.00
S :
-Klien mengatakan
masih ada benjolan pada sendi tangan dan kakinya
-Klien mengatakan
tidak percaya diri
-Klien mengatakan
masih merasa gelisah
O :
-Masih ada tophi pada
sendi tangan dan kaki
-Klien masih tampak
tidak percaya diri
-Klien masih tampak
gelisah
TTV :
TD : 130/80 mmHg
ND : 70x/i
RR : 18x/menit
Suhu : 36,5 C
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Tanda tangan perawat
|
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
·
Asam urat adalah hasil kadar akhir dari
katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia
pembentuk DNA.
·
Asam urat di keluarkan dalam tubuhmelalui fases
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat
yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
·
Gejala asam urat seperti: kesemutan dan linu,
nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkeda
asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luas biasa pada malam
hari dan pagi.
·
Solusi mengatasi Asam Urat: melakukan pengobatan
hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar normal adalah 2.4 hingga 6 untuk
wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria,control makanan yang, dan banyak minum air
putih.
·
Prinsip diet yang harus dipenuhi oleh penderita
asam urat:
1. Membatasi
asupan purin atau rendah purin.
2. Asupan
energy sesuai dengan kebutuhan.
3. Mengkonsumsi
lebih banyak karbohidrat.
4. Mengurangi
konsumsi lemak.
5. Mengkonsumsi
banyak cairan.
6. Tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol.
7. Mengkonsumsi
cukup vitamin dan mineral.
3.2 Saran
Disarankan kepada penderita gout, untuk menghindari
factor – factor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya gout dan hal – hal
yang dapat memperburuk keadaan gout dan menerapkan pola hidup sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. EGC : Jakarta.
Nugroho, Wahjudi, 2008. Keperawatan
Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. EGC : Jakarta.
http://www.indoforum.org/archive/index.php/t.55042.html.
http://www.e-psikologi.com/epsi/lanjut usia.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
"Terima kasih telah mengunjung Blog saya''